Bicara mengenai bahan makanan pokok, sebagian besar warga Indonesia mengenal nasi, kentang, singkong dan jagung sebagai makanan pokok. Namun di Indonesia bagian Sulawesi dan Nusa Tenggara, sorgum lebih dikenal sebagai makanan sehari-hari. Apa khasiat sorgum untuk kesehatan? Simak ulasannya berikut ini.
Apa Itu Sorgum?
Sorgum adalah tanaman biji-bijian yang berasal dari Afrika yang berbentuk mirip jagung namun berukuran lebih kecil. Biasanya sorgum berbentuk bulat dan berwarna putih atau kuning pucat namun ada juga sorgum dengan varietas warna yang berbeda seperti merah, cokelat, hitam bahkan ungu.
Sorgum dipercaya memiliki kandungan nutrisi tinggi sehingga baik untuk dikonsumsi sehari-hari sebagai makanan pokok. Selain itu sorgum juga banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan sebagai sumber bahan bakar alami yang hemat biaya.
Kandungan Nutrisi dalam Sorgum
Sorgum merupakan jenis sereal yang kaya akan nutrisi. Dilansir dari Healthline, setengah cangkir sorgum atau setara dengan 100 gram sorgum yang belum dimasak mengandung nutrisi berikut:
- Kalori 239 kal
- Protein 11 gram
- Lemak 3 gram
- Karbohidrat 72 gram
- Serat 7 gram
Selain mengandung makronutrien di atas, sorgum juga mengandung sejumlah mikronutrien seperti vitamin B1, vitamin B6, zat besi, magnesium, fosfor, kalium, selenium dan zink. Sebagai makanan yang rendah lemak namun kaya protein dan serat, sorgum banyak dipilih menjadi menu diet sehari-hari.
Manfaat dan Risiko Sorgum bagi Kesehatan
Kandungan sorgum yang kaya akan vitamin B membuat sorgum baik untuk meningkatkan metabolisme tubuh, membuat rambut dan kulit menjadi lebih sehat serta meningkatkan perkembangan sel saraf. Beberapa manfaat kesehatan sorgum lainnya antara lain:
1. Bersifat sebagai antiperadangan
Selain memiliki nutrisi yang baik untuk kesehatan, sorgum juga memiliki kandungan polifenol atau asam fenolat yang berfungsi sebagai antiperadangan. Kandungan antiperadangan dalam sorgum dapat membantu mengatasi kerusakan sel dan meredakan peradangan.
Dilansir dari Verywell Fit, sebuah penelitian di tahun 2016 mengungkapkan bahwa mengonsumsi sorgum dapat membantu menurunkan penanda peradangan. Dalam studi tersebut disebutkan bahwa sorgum merupakan makanan yang baik untuk mengurangi peradangan pada pasien HIV.
2. Memiliki sifat antikanker
Kandungan antioksidan dalam sorgum seperti asam fenolat dan tanin diketahui memiliki khasiat dalam menghambat pertumbuhan sel kanker. Tanin dalam sorgum yang ikut berkontribusi pada pigmentasi biji-bijian dapat menghambat produksi enzim yang berkaitan dengan perkembangan kanker payudara.
3. Membantu penurunan berat badan
Bagi Anda yang sedang menjalani program penurunan berat badan, dapat mengonsumsi sorgum sebagai bahan makanan alternatif. Dalam sebuah studi di tahun 2019 disebutkan bahwa orang yang mengonsumsi sorgum memiliki persentase lemak tubuh yang lebih sedikit jika dibandingkan mereka yang mengonsumsi gandum sebagai menu diet.
4. Alternatif makanan bagi pengidap penyakit Celiac
Bagi orang dengan penyakit Celiac dan intoleransi gluten terkadang sulit menentukan bahan makanan yang aman untuk sehari-hari. Kandungan protein gluten pada gandum, rye dan bahan makanan lainnya membuat pengidap Celiac dan intoleransi gluten perlu lebih selektif dalam memilih bahan makanan.
Sebagai alternatif, Anda dapat mengonsumsi sorgum yang merupakan tanaman biji-bijian bebas gluten. Anda bisa mengonsumsi sorgum yang dimasak secara langsung sebagai pengganti beras atau mengonsumsi makanan yang terbuat dari tepung sorgum.
Meskipun memiliki sejumlah manfaat, namun mengonsumsi sorgum juga dapat berisiko menyebabkan alergi makanan. Gejala alergi makanan akibat mengonsumsi sorgum dapat ditandai dengan gangguan pencernaan, muntah, diare, dan masalah pernapasan seperti batuk atau mengi.
Sorgum merupakan makanan kaya nutrisi yang bisa Anda manfaatkan sebagai pengganti nasi dalam makanan pokok sehari-hari. Jika ingin mengonsumsi sorgum sebagai bahan makanan utama untuk diet, Anda dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli gizi untuk menentukan takaran yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
Mau tahu informasi seputar nutrisi, makanan dan tips diet lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina